Berikut kami tampilkan hasil seleksi Bimtek Inobel Pemula Tahun 2018
Baca di sini!
Rabu, 04 April 2018
Kamus Jawa On Line
Ingkang badhe negesi tembung-tembung Jawi saged mlebet link menika:
https://jv.wiktionary.org/wiki/Kaca_Utama
https://jv.wiktionary.org/wiki/Kaca_Utama
Wow, Bahasa Jawa Mendunia
Pernahkan
kamu menggunakan layanan Google Translate? Coba perhatikan pilihan bahasa
yang tersedia. Ada pilihan bahasa Jawa. Wow, mencegangkan. Bahasa Jawa yang
dikenal di Indonesia sebagai salah satu bahasa daerah, diterima oleh Google
sebagai pilihan bahas di dunia.Sampai saat ini, sudah tersedia 70 bahasa
pilihan di Google Translate. Bahasa Jawa ditambahkan bersamaan dengan empat
bahasa baru lainnya: Bosnia, Cebuano, Hmong dan Marathi. Bosnia adalah bahasa
resmi dari Bosnia dan Herzegovina. Sedangkan bahasa Cebuano biasa ditututkan di
Filipina. Bahasa Hmong biasa dipergunakan oleh suku bangsa di Cina, Vietnam,
Laos. Google memasukan pilihan bahasa Jawa karena bahasa ini merupakan bahasa
kedua yang paling banyak digunakan di Indonesia. Dalam terjemahan bahasa Jawa,
layanan ini bernama Google Nggoleki.
Dalam
pilihan bahasa di Google Translate, bangsa kita masih kalah dengan bangsa
India. Layanan Google Translate memasukan delapan bahasa bangsa India, yaitu:
Bengali, Gujarati, Hindi, Kannada, Tamil, Telugu dan Urdu selain bahasa India
sendiri.
Selain
di Indonesia, bahasa Jawa sudah dikenal di beberapa negara. Google Translate memasukan
bahasa Jawa ke dalam layanannya, bukan hanya diperuntukan untuk orang yang
tinggal di Indonesia saja. Lebih dari itu, terjemahan bahasa Jawa dapat
digunakan oleh orang lain, khususnya yang terbiasa menggunakan bahasa Jawa.Ada
lima negara dimana bahasa Jawa dipergunakan.
Pertama, Republik Suriname. Republik Suriname (Surinam) dulu bernama Guyana Belanda atau Guiana Belanda adalah sebuah negara di Amerika Selatan dan merupakan bekas jajahan Belanda. Di Suriname tinggal sekitar 75.000 orang Jawa dan dibawa ke sana dari Hindia-Belanda antara tahun 1890-1939. Suriname juga merupakan salah satu anggota Organisasi Konferensi Islam.
Pertama, Republik Suriname. Republik Suriname (Surinam) dulu bernama Guyana Belanda atau Guiana Belanda adalah sebuah negara di Amerika Selatan dan merupakan bekas jajahan Belanda. Di Suriname tinggal sekitar 75.000 orang Jawa dan dibawa ke sana dari Hindia-Belanda antara tahun 1890-1939. Suriname juga merupakan salah satu anggota Organisasi Konferensi Islam.
Kedua, Singapura. Sejumlah orang Jawa didatangkan ke Singapura
sejak 1825 [Johari, 1965]. Mereka berasal dari Jawa Tengah, dan mereka
dipekerjakan sebagai buruh di perkebunan karet, jalur kereta api dan konstruksi
jalan raya. Kampong Jawa, di tepi sungai Rochor, adalah tempat pemukiman
pertama orang Jawa di Singapura. Selain Kampong Jawa, Kallang Airport Estate
dikenal sebagai tempat pemukiman orang Jawa juga. Di Kallang, mereka hidup
berdampingan dengan orang Melayu dan Cina.
Ketiga, Malaysia. Umumnya, mereka sudah berwarga negara Malaysia.
Leluhur mereka datang sekitar tahun 1900 karena tekanan ekonomi. Masyarakat
Jawa di Malaysia saat ini termasuk generasi ketiga dan keempat. Walaupun masih
menggunakan sebagian adat dan kebudayaan Jawa, mereka sudah dianggap Melayu
pribumi yang sah sesuai undang-undang Malaysia.
Yang
terbanyak tinggal di Negeri Selangor, terutama di kawasan Tanjung Karang, Sabak
Bernam, Kuala Selangor, Kelang, Banting, dan Sepang. Mereka masih mengekalkan
beberapa unsur Jawa meski tidak total. Di Johor juga banyak, tapi yang
muda-muda sudah lupa warisan leluhurnya.Bahkan sebagian ada yang merasa malu
mengakui berketurunan Jawa. Mereka sudah tidak bisa lagi bertutur bahasa Jawa
secara baik dengan unggah-ungguh dan tata krama. Ada yang mengekalkan identitas
dirinya dengan mewujudkan Persatuan Anak-anak Jawa. Kegiatan keseniannya kuda
kepang dan reog, walaupun tidak sehalus di Jawa.
Keempat, Belanda. Saat menjajah Indonesia Belanda mengirim orang
Jawa sebagai budak ke Belanda. Yang unik dalam kasus bahasa Jawa ini adalah
minat orang asing terhadap bahasa atau sastra Jawa. Dan, Belanda sebagai negeri
bekas penjajah Jawa ternyata menjadi gudang dari orang atau pakar yang punya
minat khusus terhadap keberadaan bahasa Jawa.
Universiteit Leiden, universitas tertua di Belanda yang didirikan 1575 merupakan salah satu gudangnya. Di universitas yang didirikan Pangeran Willem van Oranje, tempat dari sekitar 17 ribu mahasiswa menimba ilmu, kita bisa melihat naskah-naskah kuno berhuruf Jawa atau sastra Jawa kontemporer yang masih terawat.
Kelima, Kaledonia Baru. Kaledonia Baru (bahasa Perancis: Nouvelle-Calédonie) adalah sebuah negeri seberang laut milik Perancis terletak di Samudra Pasifik bagian selatan. Juga dinamai Kanaki yang dari nama penduduk asli kepulauan itu. Negara kepulauan ini telah dikuasai Perancis selain Polinesia Perancis. Status ini dikenakan sampai 1998. Namanya berasal dari bahasa Latin Skotlandia. Ibu kotanya ialah Noumea.
Daerah ini dihuni oleh sebagian suku Jawa. Dahulu orang Jawa di Kaledonia Baru menjadi kuli kontrak atau mencari kehidupan lebih baik di negeri asing. Perpindahan orang Jawa di Kaledonia juga sama dengan orang Jawa Suriname, namun kepindahan orang Jawa di Pasifik telah terhenti sejak 1949.
Jumlah penduduk Kaledonia Baru tercatat tanggal 1 September 2006, yaitu: 237.765 jiwa.Orang Jawa di Kaledonia Baru tetap menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari, namun kini anak-anak mudanya sudah tak bisa berbahasa Jawa, hanya bisa berbahasa Perancis saja.
Universiteit Leiden, universitas tertua di Belanda yang didirikan 1575 merupakan salah satu gudangnya. Di universitas yang didirikan Pangeran Willem van Oranje, tempat dari sekitar 17 ribu mahasiswa menimba ilmu, kita bisa melihat naskah-naskah kuno berhuruf Jawa atau sastra Jawa kontemporer yang masih terawat.
Kelima, Kaledonia Baru. Kaledonia Baru (bahasa Perancis: Nouvelle-Calédonie) adalah sebuah negeri seberang laut milik Perancis terletak di Samudra Pasifik bagian selatan. Juga dinamai Kanaki yang dari nama penduduk asli kepulauan itu. Negara kepulauan ini telah dikuasai Perancis selain Polinesia Perancis. Status ini dikenakan sampai 1998. Namanya berasal dari bahasa Latin Skotlandia. Ibu kotanya ialah Noumea.
Daerah ini dihuni oleh sebagian suku Jawa. Dahulu orang Jawa di Kaledonia Baru menjadi kuli kontrak atau mencari kehidupan lebih baik di negeri asing. Perpindahan orang Jawa di Kaledonia juga sama dengan orang Jawa Suriname, namun kepindahan orang Jawa di Pasifik telah terhenti sejak 1949.
Jumlah penduduk Kaledonia Baru tercatat tanggal 1 September 2006, yaitu: 237.765 jiwa.Orang Jawa di Kaledonia Baru tetap menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari, namun kini anak-anak mudanya sudah tak bisa berbahasa Jawa, hanya bisa berbahasa Perancis saja.
Selain
Google Nggoleki, di layanan dunia maya tersedia situs web enslikopedia
terbesar di dunia, yaitu Wikipedia. Di situs ini menyediakan edisi khusus
Bahasa Jawa dengan konten 37.290 artikel (posisi 28 Oktober 2011).
Berdasarkan
estimasi ethnologue.com, Bahasa Jawa menempati peringkat ke 11 di dunia dari
segi jumlah penutur, yaitu berturut-turut:
1.
Bahasa China dengan jumlah penutur 1,21 milyar orang (paling dominan Bahasa
Mandarin dengan 845 juta penutur);
2.
Bahasa Spanyol (329 juta);
3.
Bahasa Inggris (328 juta);
4.
Bahasa Arab (221 juta);
5.
Bahasa Hindi (182 juta);
6.
Bahasa Bengali (181 juta);
7.
Bahasa Portugis (178 juta);
8.
Bahasa Rusia (144 juta);
9.
Bahasa Jepang (122 Juta);
10.
Bahasa Jerman (90,3 juta); dan
11.
Bahasa Jawa (84,3 juta).
Jumlah
penutur Bahasa Jawa lebih banyak dibanding Bahasa Vietnam, Perancis, Korea dan
Turki. Selain bahasa Jawa, bahasa suku lain yang masuk dalam kajian
ethnologue.Com, adalah bahasa Sunda. Bahasa Sunda merupakan bahasa peringkat 31
terbesar di dunia, melampaui Bahasa Persia, Tagalog dan Belanda.
Penyebaran
84,3 juta penutur bahasa Jawa tersebar di Indonesia sendiri dan lima negara
lain di dunia. Terbesar memang di pulau Jawa sendiri. Tetapi di luar pulau
Jawa, juga sungguh besar dan ada yang dominan. Diantaranya di di Lampung 62
persen, Sumatera Utara 33 persen, serta Jambi dan Sumatera Selatan
masing-masing 27 persen.
Matur
nuwun sanget
Sumber Tulisan:
TERNYATA BAHASA JAWA MASUK DAFTAR URUTAN RANKING DUNIA YANG BANYAK DIGUNAKAN
Bisa
jadi Anda keluarga Jawa yang tidak bisa meneruskan kebisaan bahasa itu ke
anak-anak Anda karena tinggal di lingkungan yang heterogen. Alhasil bahasa
sehari-hari adalah bahasa Indonesia plus bahasa lokal yang tak utuh.
Lalu Anda membatin, apakah lama-lama bahasa Jawa akan punah? Tak perlu khawatir. Disadur dari harian Kompas, jumlah penutur bahasa Jawa di seluruh dunia diperkirakan mencapai 85 juta orang.
Lalu Anda membatin, apakah lama-lama bahasa Jawa akan punah? Tak perlu khawatir. Disadur dari harian Kompas, jumlah penutur bahasa Jawa di seluruh dunia diperkirakan mencapai 85 juta orang.
Melihat
jumlah penuturnya yang banyak itu, bahasa Jawa diperkirakan dalam satu hingga
dua generasi mendatang belum punah.Meski demikian, tidak bisa dimungkiri,
penggunaan bahasa Jawa di lingkungan keluarga kini terus-menerus berkurang.
"Masalah
yang serius sekarang adalah tidak ada pendidikan bahasa Jawa yang baik.
Bagaimanapun, suatu bahasa tidak akan bertahan jika tidak pernah dipakai,"
kata pencetus Kongres Bahasa Jawa sekaligus mantan Kepala Balai Bahasa Daerah
Istimewa Yogyakarta, Sudaryanto, di sela Kongres Bahasa Jawa VI, di Yogyakarta,
Kamis (10/11).
Menurut
dia, saat ini, banyak keluarga muda yang tidak lagi mengajarkan anak-anak
mereka berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Jawa.
Padahal, keluarga merupakan tempat pendidikan terkecil berbahasa yang sangat efektif.
Padahal, keluarga merupakan tempat pendidikan terkecil berbahasa yang sangat efektif.
"Latihan
keterampilan berbahasa membutuhkan tiga hal: mendengarkan, berbicara, dan
menulis. Latihan-latihan seperti ini perlu diupayakan secara sadar oleh para
orangtua," kata Sudaryanto.
Selain
di keluarga dan sekolah, pemakaian bahasa Jawa perlu diusahakan pula di
tempat-tempat nonformal lainnya.
Fokus pembelajaran ditekankan pada anak- anak kecil yang sedang belajar berbicara.
Fokus pembelajaran ditekankan pada anak- anak kecil yang sedang belajar berbicara.
"Belajar
bahasa Jawa bisa juga dilakukan di posyandu sehingga anak-anak yang sedang belajar
berbicara dapat langsung mempraktikkannya," ujar Sudaryanto.
Rekomendasi
Rekomendasi
Ketua
Umum Kongres Bahasa Jawa VI Nursatwika berharap kongres ini bisa mengeluarkan
rekomendasi-rekomendasi yang dapat diimplementasikan.
"Sebelumnya,
lima kongres, sejak 1991, menghasilkan banyak keputusan dan rekomendasi. Namun,
tidak jelas siapa yang melaksanakannya," katanya.
Karena
itu, dalam Kongres Bahasa Jawa VI, diharapkan
terbentuk badan pekerja yang bertugas mengawasi pelaksanaan hasil kongres.
Pada
tahun 1998-2001, terbentuk badan pekerja kongres yang beranggotakan pakar dan
pemerhati bahasa Jawa dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY.
"Badan
ini tidak bisa efektif bekerja karena anggotanya berasal dari tiga provinsi
sehingga sulit berkoordinasi. Karena itu, dalam kongres sekarang, diusulkan
pembuatan badan pekerja di setiap provinsi yang bertugas mengawasi pelaksanaan
rekomendasi kongres di provinsi lain. Dengan saling mengawasi, implementasi
hasil kongres bisa lebih efektif," tutur Nursatwika.
Dengan jumlah penutur sebanyak itu, bahasa Jawa menduduki peringkat ke-11.
Dengan jumlah penutur sebanyak itu, bahasa Jawa menduduki peringkat ke-11.
Sementara
menurut Wikipedia yang mengutip
Nationalencyklopedin tahun 2007, bahasa Jawa ada di peringkat 12 dengan jumlah penutur 82 juta.
No
Bahasa Jumlah penutur Persentase
terhadap
dalam juta populasi dunia
2007 (2010) (2007)
dalam juta populasi dunia
2007 (2010) (2007)
1 Mandarin
935 (955)
14.1%
2 Spanyol 390 (405) 5.85%
3 Inggris 365 (360) 5.52%
4 Hindi 295 (310) 4.46%
5 Arab 280 (295) 4.23%
6 Portugis 205 (215) 3.08%
7 Bengali 200 (205) 3.05%
8 Rusia 160 (155) 2.42%
9 Jepang 125 (125) 1.92%
10 Punjab 95 (100) 1.44%
11 Jerman 92 (89) 1.39%
12 Jawa 82 1.25%
2 Spanyol 390 (405) 5.85%
3 Inggris 365 (360) 5.52%
4 Hindi 295 (310) 4.46%
5 Arab 280 (295) 4.23%
6 Portugis 205 (215) 3.08%
7 Bengali 200 (205) 3.05%
8 Rusia 160 (155) 2.42%
9 Jepang 125 (125) 1.92%
10 Punjab 95 (100) 1.44%
11 Jerman 92 (89) 1.39%
12 Jawa 82 1.25%
SERAT WEDHATAMA PUPUH GAMBUH
SERAT WEDHATAMA PUPUH GAMBUH
Anggitan: KGPAA Mangkunagara IV
Samengko ingsun tutur
Sembah catur supaya lumuntur
Dhihin raga, cipta, jiwa, rasa,
kaki
Ing kono lamun tinemu
Tandha nugrahaning Manon
|
Kelak saya bertutur,
Empat macam sembah supaya
dilestarikan;
Pertama; sembah raga, kedua; sembah cipta, ketiga;
sembah jiwa, dan keempat; sembah rasa, anakku !
Di situlah akan bertemu dengan
pertanda anugrah Tuhan.
|
Sembah raga punika
Pakartine wong amagang laku
Susucine asarana saking warih
Kang wus lumrah limang wektu
Wantu wataking weweton
|
Sembah raga adalah
Perbuatan orang yang lagi magang
“olah batin”
Menyucikan diri dengan sarana air,
Yang sudah lumrah misalnya lima
waktu
Sebagai rasa menghormat waktu
|
Inguni uni durung
Sinarawung wulang kang sinerung
Lagi iki bangsa kas ngetokken
anggit
Mintokken kawignyanipun
Sarengate elok elok
|
Zaman dahulu belum
pernah dikenal ajaran yang penuh
tabir,
Baru kali ini ada orang
menunjukkan hasil rekaan,
memamerkan ke-bisa-an nya
amalannya aneh aneh
|
Thithik kaya santri Dul
Gajeg kaya santri brai kidul
Saurute Pacitan pinggir pasisir
Ewon wong kang padha nggugu
Anggere padha nyalemong
|
Kadang seperti santri “Dul”
(gundul)
Bila tak salah, seperti santri
wilayah selatan
Sepanjang Pacitan tepi pantai
Ribuan orang yang percaya.
Asal-asalan dalam berucap
|
Kasusu arsa weruh
Cahyaning Hyang kinira yen karuh
Ngarep arep urub arsa den kurebi
Tan wruh kang mangkono iku
Akale kaliru enggon
|
Keburu ingin tahu,
cahaya Tuhan dikira dapat
ditemukan,
Menanti-nanti besar keinginan
(mendapatkan anugrah) namun gelap mata
Orang tidak paham yang demikian
itu
Nalarnya sudah salah kaprah
|
Yen ta jaman rumuhun
Tata titi tumrah tumaruntun
Bangsa srengat tan winor lan laku
batin
Dadi nora gawe bingung
Kang padha nembah Hyang Manon
|
Bila
zaman dahulu,
Tertib
teratur runtut harmonis
sariat
tidak dicampur aduk dengan olah batin,
jadi
tidak membuat bingung
bagi
yang menyembah Tuhan
|
Lire sarengat iku
Kena uga ingaran laku
Dhingin ajeg kapindone ataberi
Pakolehe putraningsun
Nyenyeger badan mrih kaot
|
Sesungguhnya sariat itu
dapat disebut olah, yang
bersifat ajeg dan tekun.
Anakku, hasil sariat adalah dapat
menyegarkan badan
agar lebih baik,
|
Wong seger badanipun
Otot daging kulit balung sungsum
Tumrah ing rah memarah
Antenging ati
Antenging ati nunungku
Angruwat ruweding batos
|
badan, otot, daging, kulit dan
tulang sungsumnya menjadi segar,
Mempengaruhi darah, membuat tenang
di hati.
Ketenangan hati membantu
Membersihkan kekusutan batin
|
Mangkono mungguh ingsun
Ananging ta sarehne asnafun
Beda beda panduk pandhuming dumadi
Sayektine nora jumbuh
Tekad kang padha linakon
|
Begitulah menurut ku !
Tetapi karena orang itu
berbeda-beda,
Beda pula garis nasib dari Tuhan.
Sebenarnya tidak cocok
tekad yang pada dijalankan itu
|
Nanging ta paksa tutur
Rehne tuwa tuwase mung catur
Bok lumuntur lantaraning reh utami
Sing sapa temen tinemu
Nugraha geming kaprabon
|
Namun terpaksa memberi nasehat
Karena sudah tua kewajibannya
hanya memberi petuah.
Siapa tahu dapat lestari menjadi
pedoman tingkah laku utama.
Barang siapa bersungguh-sungguh
akan
mendapatkan anugrah kemuliaan dan
kehormatan.
|
Samengko sembah kalbu
Yen lumintu uga dadi laku
Laku agung kang kagungan Narapati
Patitis tetesing kawruh
Meruhi marang kang momong
|
Nantinya, sembah kalbu itu
jika berkesinambungan juga menjadi
olah spiritual.
Olah (spiritual) tingkat tinggi yang dimiliki Raja.
Tujuan ajaran ilmu ini;
untuk memahami yang mengasuh diri
(guru sejati/pancer)
|
Sucine tanpa banyu
Mung nyunyuda mring hardaning
kalbu
Pambukane tata titi ngati ati
Atetep telaten atul
Tuladan marang waspaos
|
Bersucinya tidak menggunakan air
Hanya menahan nafsu di hati
Dimulai dari perilaku yang
tertata, teliti dan hati-hati (eling dan waspada)
Teguh, sabar dan tekun,
semua menjadi watak dasar,
Teladan bagi sikap waspada.
|
Mring jatining pandulu
Panduk ing ndon dedalan satuhu
Lamun lugu legutaning reh maligi
Lageane tumalawung
Wenganing alam kinaot
|
Dalam penglihatan yang sejati,
Menggapai sasaran dengan tata cara
yang benar.
Biarpun sederhana tatalakunya
dibutuhkan konsentrasi
Sampai terbiasa mendengar suara
sayup-sayup dalam keheningan
Itulah, terbukanya “alam lain”
|
Yen wus kambah kadyeku
Sarat sareh saniskareng laku
Kalakone saka eneng ening eling
Ilanging rasa tumlawung
Kono adiling Hyang Manon
|
Bila telah mencapai seperti itu,
Saratnya sabar segala tingkah
laku.
Berhasilnya dengan cara;
Membangun kesadaran, mengheningkan
cipta, pusatkan fikiran kepada energi Tuhan.
Dengan hilangnya rasa sayup-sayup,
di situlah keadilan Tuhan terjadi. (jiwa memasuki alam gaib rahasia
Tuhan)
|
Gagare ngunggar kayun
Tan kayungyun mring ayuning kayun
Bangsa anggit yen ginigit nora
dadi
Marma den awas den emut
Mring pamurunging kalakon
|
Gugurnya jika menuruti kemauan
jasad (nafsu)
Tidak suka dengan indahnya
kehendak rasa sejati,
Jika merasakan keinginan yang
tidak-tidak akan gagal.
Maka awas dan ingat lah
dengan yang membuat gagal tujuan
|
Samengko kang tinutur
Sembah katri kang sayekti katur
Mring Hyang Sukma sukmanen saari
ari
Arahen dipun kacakup
Sembaling jiwa sutengong
|
Nanti yang diajarkan
Sembah ketiga yang sebenarnya diperuntukkan kepada Hyang sukma
(jiwa).
Hayatilah dalam kehidupan
sehari-hari
Usahakan agar mencapai sembah jiwa
ini anakku !
|
Sayekti luwih perlu
Ingaranan pepuntoning laku
Kalakuwan tumrap kang bangsaning
batin
Sucine lan awas emut
Mring alaming lama maot
|
Sungguh lebih penting, yang
disebut sebagai ujung jalan
spiritual,
Tingkah laku olah batin,
yakni
menjaga kesucian dengan awas dan
selalu ingat akan alam nan abadi kelak.
|
Ruktine ngangkah ngukut
Ngiket ngruket triloka kakukut
Jagad agung ginulung lan jagad
alit
Den kandel kumadel kulup
Mring kelaping alam kono
|
Cara menjaganya dengan menguasai,
mengambil, mengikat, merangkul erat tiga jagad yang dikuasai.
Jagad besar tergulung oleh jagad
kecil,
Pertebal keyakinanmu anakku !
Akan kilaunya alam tersebut.
|
Kaleme mawi limut
Kalamatan jroning alam kanyut
Sanyatane iku kanyatan kaki
Sejatine yen tan emut
Sayekti tan bisa awor
|
Tenggelamnya rasa melalui suasana
“remang berkabut”,
Mendapat firasat dalam alam yang
menghanyutkan,
Sebenarnya hal itu kenyataan,
anakku !
Sejatinya jika tidak ingat
Sungguh tak bisa “larut”
|
Pamete saka luyut
Sarwa sareh saliring panganyut
Lamun yitna kayitnan kang mitayani
Tarlen mung pribadinipun
Kang katon tinonton kono
|
Jalan keluarnya dari luyut (batas
antara lahir dan batin)
Tetap sabar mengikuti “alam
yang menghanyutkan”
Asal hati-hati dan waspada yang
menuntaskan tidak lain hanyalah diri pribadinya
yang tampak terlihat di situ
|
Nging away salah surup
Kono ana sajatining urub
Yeku urub pangareb uriping budi
Sumirat sirat narawung
Kadya kartika katonton
|
Tetapi jangan salah mengerti
Di situ ada cahaya sejati
Ialah cahaya pembimbing,
energi penghidup akal budi.
Bersinar lebih terang dan
cemerlang,
tampak bagaikan bintang
|
Yeku wenganing kalbu
Kabukane kang wengku winengku
Wewengkone wis kawengku neng
sireki
Nging sira uga kawengku
Mring kang pindha kartika byor
|
Yaitu membukanya pintu hati
Terbukanya yang kuasa-menguasai
(antara cahaya/nur dengan jiwa/roh).
Cahaya itu sudah kau (roh)
kuasai
Tapi kau (roh) juga dikuasai
oleh cahaya yang seperti bintang
cemerlang.
|
Samengko ingsun tutur
Gantya sembah ingkang kaping catur
Sembah rasa karasa wosing dumadi
Dadine wis tanpa tuduh
Mung kalawan kasing batos
|
Nanti ingsun ajarkan,
Beralih sembah yang ke
empat.
Sembah rasa terasalah hakekat kehidupan.
Terjadinya sudah tanpa petunjuk,
hanya dengan kesentosaan batin
|
Kalamun durung lugu
Aja pisan wani ngaku aku
Antuk siku kang mangkono iku kaki
Kena uga wenang muluk
Kalamun wus padha melok
|
Apabila belum bisa membawa diri,
Jangan sekali-kali berani
mengaku-aku,
mendapat laknat yang demikian itu
anakku !
Artinya, seseorang berhak berkata
apabila sudah mengetahui dengan nyata.
|
Meloke ujar iku
Yen wus ilang sumelanging kalbu
Amung kandel kumandel
Amarang ing takdir
Iku den awas den emut
Den memet yen arsa momot
|
Menghayati pelajaran ini
Bila sudah hilang keragu-raguan
hati.
Hanya percaya dengan
sungguh-sungguh kepada takdir
itu harap diwaspadai, diingat,
dicermati bila ingin menguasai
seluruhnya.
|
Pamoting ujar iku
Kudu santosa ing budi teguh sarta
sabar tawekal legaweng ati
Trima lila ambeg sadu
Weruh wekasing dumados
|
Melaksanakan petuah itu
Harus kokoh budipekertinya
Teguh serta sabar
tawakal lapang dada
Menerima dan ikhlas apa adanya
sikapnya dapat dipercaya
Mengerti “sangkan paraning
dumadi”.
|
Sabarang tindak tanduk
Tumindake lan sakadaripun,
Den ngaksama kasisipaning sesami,
Sumimpanga ing laku dur,
Hardaning budi kang ngrodon.
|
Segala tindak tanduk
dilakukan ala kadarnya,
memberi maaf atas kesalahan
sesama,
menghindari perbuatan tercela,
(dan) watak angkara yang besar.
|
Dadya weruh iya dudu,
Yeku minangka pandaming kalbu,
Ingkang buka ing kijab bullah
agaib,
Sesengkeran kang sinerung,
Dumunung telenging batos.
|
Sehingga tahu baik dan buruk,
Demikian itu sebagai ketetapan
hati,
Yang membuka penghalang/tabir
antara insan dan Tuhan,
Tersimpan dalam rahasia,
Terletak di dalam batin.
|
Rasaning urip iku,
Krana momor pamoring sawujud,
Wujudollah sumrambah ngalam
sakalir,
Lir manis kalawan madu,
Endi arane ing kono.
|
Rasa hidup itu
dengan cara manunggal dalam satu
wujud,
Wujud Tuhan meliputi alam semesta,
bagaikan rasa manis dengan madu.
Begitulah ungkapannya.
|
Endi manis endi madu,
Yen wis bisa nuksmeng pasang semu,
Pasamoaning hebing kang Mahasuci,
Kasikep ing tyas kacakup,
Kasat mata lair batos.
|
Mana manis mana madu,
apabila sudah bisa menghayati
gambaran itu,
Bagaimana pengertian sabda Tuhan,
Hendaklah digenggam di dalam hati,
sudah jelas dipahami secara lahir dan batin.
|
Ing batin tan kaliru
Kedhap kilap liniling ing kalbu,
Kang minangka colok celaking Hyang
Widhi,
Widadaning budi sadu,
Pandak panduking liru nggon.
|
Dalam batin tak keliru,
Segala cahaya indah dicermati
dalam hati,
Yang menjadi petunjuk dalam
memahami hakekat Tuhan,
Selamatnya karena budi
(bebuden) yang jujur (hilang nafsu),
Agar dapat merasuk beralih
“tempat”.
|
Nggonira mrih tulus,
Kalaksitaning reh kang rinuruh,
Nggyanira mrih wiwal warananing
gaib,
Paranta lamun tan weruh,
Sasmita jatining endhog.
|
Agar usahamu berhasil,
Dapat menemukan apa yang dicari,
upayamu agar dapat melepas
penghalang kegaiban,
Apabila kamu tidak paham ;
lihatlah tentang bagaimana terjadinya telur.
|
Putih lan kuningipun,
Lamun arsa titah,
titah teka mangsul,
Dene nora mantra-mantra yen ing
lair,
Bisa aliru wujud,
Kadadeyane ing kono.
|
Putih dan kuningnya,
bila akan mewujud (menetas),
wujud datang berganti,
tak disangka-sangka,
bila kelahirannya
dapat berganti wujud,
Kejadiannya di situ !
|
Istingarah tan metu,
Lawan istingarah tan lumebu,
Dene ing njro wekasane dadi njawi,
Rasakna kang tuwajuh,
Aja kongsi kabasturon.
|
Dipastikan tidak keluar,
juga tidak masuk,
Kenyataannya yang di dalam
akhirnya menjadi di luar,
Rasakan sunguh-sungguh,
Jangan sampai terlanjur tak bisa
memahami.
|
Karana yen kebanjur,
Kajantaka tumekeng saumur,
Tanpa tuwas yen tiwasa ing dumadi,
Dadi wong ina tan weruh,
Dheweke den anggep dayoh.
|
Sebab apabila sudah terlanjur,
akan tak tenang sepanjang hidup,
tidak ada gunanya bila kelak mati,
Menjadi orang hina yang bodoh,
dirinya sendiri malah dianggap
tamu.
|
Sumber: https://sabdalangit.wordpress.com
Langganan:
Postingan (Atom)